Minggu, 29 Januari 2012

Harapan Kosong

Harapan Kosong
Oleh: Aditya Pratama Tufiadi
10 Desember 2011

Hari ini aku mendapatkan janji khusus dari seorang pria yang aku idam-idamkan selama ini, dia begitu manis, raut wajah yang mempesona dan tatapan mata yang tak ingin hilang dari pandanganku (“PD dikit ga ape2 x yeee!! Hehehe”).
Awalnya diriku bertemu dengannya disebuah universitas yang cukup terkenal di Propinsi Banten atau mungkin kampus satu-satunya yang dikenal banyak orang. Aku masuk jurusan pendidikan matematika karena memang menyukai dunia menulis, “ups salah hitung-hitungan dink”. Maklum pas disekolah suka dimanjain  sama guru matematika jadi keterusan suka sama yang namanya matematika.
Kembali ke pembahasan pertemuanku dengan seorang pria itu. Pas aku masuk dia sudah semester 5 atau dua tahun lebih tua dariku, dia memegang acara di ospek fakultas disitulah aku melihat wajahnya yang gak nahan banget pengen nimpuk, “eh2 pengen kenalan tau,hihihi”. Selesai acara aku berpura-pura menyakan barang bawa’an buat besok kepadanya? “Itung2 sekalian kenalan dwonk”. Disitulah aku tuker-tukeran nomor hp dan terjadilah kedekatan luar biasa yang sudah aku inginkan sebelumnya. “asek2” begitulah kata ayu ting2 yang sedang tenar sa’at ini,apa masalahnya?, lanjuuuttt!!!
Hari kedua pun telah aku selesaikan dengan lancar dan tidak ketinggalan selama acara berlangsung HP tak mau lepas dari genggaman tentunya karena dia sms dan sms, “Oh bahagianya aku”. Eh2 tiba-tiba dia menghampiriku dengan kuda putihnya yang berbaju ksatria gagah berani menyodorkan tangannya dan menunduk kepadaku, “ah sok lebai amat yak?”.
Dia langsung berkata : “gimn acaranya? Santai kan! Ga ada kekerasan?hehehe”.
Aku : “iah” (dengan wajah sok imut :).
Dia : “minum yuk? Haus nih abis berkoar-koar diatas panggung megah”.
Aku : “hmmm yuuu,sama ni hausss” (ohh hatiku melayang-layang seolah dunia milik berdu’a, yang lain ngontrak dulu aja ya?hahaha).
Begitulah pertemuan dengannya yang singkat dan menyenangkan, hari-hariku begitu indah dan tak ingin kulupakan kejadian ini,(langsung ambil notebook dan mencatatnya,maklum pikun).

Dan pada keesokan harinya, jam kuliah pun berjalan sebagaimana mestinya. Aku bertemu dengannya dikantin, menghampiriku seolah-olah dia berjalan disekelilingnya bertabur bintang dan bunga yang menyinari mataku,(“silau men”).
Dia : “sendirian aja?” (langsung duduk disampingku).
Aku : “iah ni. (mataku berbinar-binar tersenyum malu dan pipi pun memerah), dari mana ka? Ko sendirian juga?”.
Dia : “abis dari PKM, Biasa ngerjain sesuatu(bukan sesuatunya syahrini loh yee!!hehe).
Aku : “oohh,!!!”.
Dia : “mau minum apa?? Nanti aku yang beliin deeehh”.
Aku : “ga usah repot2 deh ka,(padahal emang aus si, tapi jual mahal dikit ga ape2 x yee..hihihi).
Dia pun beranjak pergi memesan minuman jus (justru itu aku nanya,mau jus apa?). Aku tak habis pikir dia baik banget orangnya dah gitu ganteng banget lagi, ga nahan deh pokoknya.
Dia : (menyodorkan gelas yang berisi jus strawberry) “nih, suka ga jusnya?”.
Aku : “ko bisa tau kesuka’anku sih,paparaji ya??”(sok kePDan banget sih gw).
Dia : “improve aja ko, nanti malem malamnya tuk anak muda yang menjalin kasih kan?”.
Aku : “maksudnya???” (padahal mah tau, nanti malem malam minggu. Tapi-tapi-tapi kan pengen pura-pura biar die aja yang nyebut,hihihi ).
Dia : “da acara ga nanti malem, mamingan yuukk???.
Uuhh rasanya melayang-layang ampe atap kantin jebol, (waduw nanti dimarahin ibu2 kantin lagi). Gak kebayang rasanya, kata-kata itu emang udan ditunggu-tunggu keluar dari mulut sexinya. Dan finally keluar juga.
Aku : “Ooooh…ga ada ko!” (melempar senyum manis).
Dia : “yawda nanti malem aku jemput ya, jam 20.00 WIS deh kira-kira”.
Aku : “ok deh ka”.
Dan pada malam harinya dalam sebuah kosan yang lusuh tepat jam 19.00, aku buru-buru mandi, lalu memoles wajahku yang imut dan manis ini. Memakai pakaian yang sederhana dan tak lupa mengalungkan tangan mungilku dengan jam pemberian ayahku.
“Dah siap nih”(tak lupa ngaca, sembari membenarkan polesan make up). Aku mengambil HP yang berada diatas meja belajar, lalu mengetik huruf demi huruf yang isinya : “mau jemput jam berapa?”.
Menit-menit jam berlalu, sesekali melihat HP berharap ada balasan darinya. aku berdiri disudut pintu yang dipenuhi  dengan sarang laba-laba bertebrangan. Berharap ada yang mengetuk pintu. Tak tentu arah mondar-mandir seperti setrika’an yang dimainkan penyetrika. “ko ga bales-bales sms yah? Apa aku telp aja? Tapi-tapi dia udah janji ah, jadi tunggu aja deh”.
Detik jam tepat menunjukan jamรจ21.00 malam, diriku yang lusuh sudah mulai kehilangan harapan. Menekan tombol-tombol HP lalu menekan Call, suara dari kejauhan pun terdengar “Ma’af nomor yang anda tuju tidak aktif, silahkan coba beberapa sa’at lagi”.itulah kata-kata yang keluar sa’at ku menelepon dia.
Hati ini sudah terlanjur senang, berharap bisa jalan dengannya dan tentu bisa jadi miliknya. Namun apa kata, di malam yang bertabur bintang dengan bulan tersenyum menjadi milik dua sejoli yang menjalin cinta, berbeda denganku yang terdiam dibalik pintu menunggu seseorang yang tak tau kabar beritanya.
Spekulasiku mulai muncul dari yang positif maupun negatif, (“mungkin dia ada urusan lain yang tidak bisa ditinggalkan, tapi tapi kenapa tidak membalas sms dariku dan tiba-tiba HP tidak aktif atau mungkin dia bersama seseorang, ah ini memang sudah nasibku mungkin”).
The end

0 komentar:

Posting Komentar

Budayakan setelah membaca tinggalkan komentar
just comment, doesn't spam.

 

Followers

APT's Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template